Select Page

Dalam sebuah pabrik atau perusahaan tentu ada yang dinamakan dengan maintenance. Ya, maintenance atau perawatan ini tentu menjadi suatu keharusan supaya produktivitas dalam perusahaan tersebut bisa terjaga dengan baik. Ada banyak sekali maintenance yang bisa dilakukan, salah satunya adalah perawatan mandiri atau dalam istilahnya disebut dengan autonomous maintenance. Untuk mengenal lebih jauh mengenai perawatan yang satu ini, yuk kita langsung bahas saja dalam ulasan kali ini ya!

Apa Itu Autonomous Maintenance (Perawatan Mandiri)?

Autonomous maintenance ini salah satu dari pilar yang terdapat pada TPM (Total Productive Management). Tujuan dari perawatan ini adalah untuk mendeteksi sedari dini ketidaknormalan yang bisa saja terjadi pada sebuah mesin yang ada di dalam industri. Hal ini pun tentu akan mencegah kerusakan yang bisa saja terjadi. Pasalnya, seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya kerusakan yang terjadi pada mesin itu tidak terjadi secara tiba – tiba tetapi terjadi berkala.

Jika memang kerusakan – kerusakan kecil tersebut tidak sedini mungkin untuk di atasi maka akan ada kerusakan besar yang tentunya akan membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu yang lama juga. Maka dari itu diperlukan yang namanya perawatan mandiri ini. Biasanya perawatan ini melibatkan operator mesin juga yang memang tugasnya tidak hanya bekerja sekedar operator mesin semata, tetapi tentu juga melakukan berbagai aktivitas perawatan secara sederhana. Mulai dari cleaning atau pembersihan, lubrication, checking dan masih juga berbagai perawatan simple yang lainnya.

Selain itu, dengan adanya perawatan yang dilakukan secara mandiri juga, departemen maintenance bisa lebih terfokus pada jenis perawatan yang lain seperti preventive maintenance dan juga dalam hal peningkatan produktfitas dari mesin, serta pengontrolan biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan.

Langkah – Langkah yang Harus Dilakukan Dalam Autonomous Maintenance

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam perawatan mandiri ini yang tentunya harus dipahami. Berikut ini berbagai langkah – langkahnya!

Initial Cleaning & Inspection

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam initial cleaning and inspection ini adalah menerapkan 6S (Sort, Set in order, Shine, Safety, Standardize & sustain) dalam memanage sebuah tempat kerja. Nah, dalam langkah ini yaitu cleaning & inspection merupakan bagian dari salah satu S yang tadi yaitu Shine. Pada intinya, arti dari membersihkan adalah sekaligus memeriksa juga. Inilah beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada saat pembersihan!

  • Ceceran dan rembesan
  • Bocor pada bagian – bagian mesin seperti pipa, lubang dan retakan, serta sambungan
  • Pecah
  • Keausan pada baut dan juga sambungannya
  • Pengkabutan pada kaca yang menyebabkan glass indicator-nya pun tidak terbaca lagi
  • Sisa oli yang bisa berupa olesan kotoran ataupun sisa – sisa yang tertinggal di mesin
  • Greasing, debu, sampah, atau sarang laba – laba
  • Sambungan atau talian susunan kabelnya berantakan
  • Banyak barang yang berserakan pada meja kerja seperti contohnya ada botol minuman yang berada di atas mesin, alat kerja yang seharusnya ada di tempatnya malah ada di rak atau tempat lain.

Menghilangkan Sumber Kotoran

Langkah selanjutnya dalam perawatan mandiri adalah menghilangkan sumber kotoran. Untuk, dalam langkah yang ini kita harus benar – benar mematuhi kegiatan pembersihan yang sudah dijadwalkan dan ditentukan oleh pihak perusahaan. Apabila ada sebuah tanda – tanda ketidaknormalan atau bahkan kerusakan maka bisa langsung melaporkannya. Jad, di sini Anda disarankan untuk membuat checklist supaya jika memang ada temuan baru nanti bisa langsung dilaporkan.

 

 

Peserta Workshop menyampaikan temuan dan perbaikan yang dapat dilakukan di Mesin Produksi

Peserta melakukan analisa proses dan hambatan yang terjadi pada produksi

Aktivitas Pemeriksaan Umum pada Mesin dan juga Alat Kerja Sesuai Standar

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa maintenance yang dilakukan secara mandiri ini bukan sepenuhnya tanggungjawab dari maintenance manager tetapi juga salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh para operator mesin yang harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku. Tentu diperlukan training supaya bisa mendorong bertambahnya pengetahuan, kemampuan dan skill untuk bisa bekerja dengan lebih baik. Untuk bisa memeriksa secara umum pada sebuah mesin dan juga alat kerja harus ada bimbing problem solving dan juga trouble shooting supaya bisa mengatasi berbagai kendala mengenai pemeriksaan umum ini.

Pemeriksaan Secara Mandiri

Kegiatan utama dari pemeriksaan mandiri adalah menetapkan standar dan juga menjadwalkan perawatan mandiri untuk dapat menyelesaikan berbagai kegiatan yang berpusat pada peralatan. Dalam hal ini operator berfokus untuk meraih zero breakdown.

Proses Quality Assurance

Pencegahan hasil produk yang rusak ke proses selanjutnya itu harus dilakukan pada saat proses quality assurance ini. Selain itu, ada pula produksi yang memang sudah defect itu akan masuk ek QA ini sehingga nanti berlanjut pada zero defects. Masih kegiatan yang harus dilakukan oleh operator mesin dimana ia akan dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan wawasannya dalam hal peralatan serta mutu yang memiliki tujuan untuk menghasilkan supervisi secara mandiri di setiap operator.

Perawatan Mandiri Secara Penuh

Langkah terakhir adalah perawatan mandiri secara penuh. Artinya seluruh program autonomous maintenance dan improvement ini secara berkesinambungan dan juga data – data yang telah didokumentasikan beserta analisis dari performance maintenance. Sehingga dari analisis data tersebut bisa diketahui apa saja kelemahan – kelemahan yang dimiliki oleh peralatan tersebut yang nantinya bisa diantisipasi melalui berbagai tindakan yang telah direncanakan.

Seluruh kegiatan perawatan secara mandiri ini merupakan peranan dari seorang operator mesin. Pasalnya, operator mesin inilah yang setiap hari berhadapan dengan mesin tersebut, dimana ia merupakan orang pertama yang akan merasakan jika adanya ketidaknormalan dari mesin yang sedang dipakainya. Berbagai penyimpangan kecil seperti tetesan oli atau bunyi yang tidak biasa merupakan ciri atau contoh kecil dari keabnormalan tersebut.

Inilah pentingnya meningkatkan kepekaan terhadap operator untuk melakukan perawatan mandiri. Karena jika seorang operator telah terlatih untuk bisa peka dan peduli terhadap apa yang terjadi dalam mesin tersebut maka kerusakan yang lebih lanjut bisa dicegah sedari dini. Sesuai dengan goals dari autonomous maintenance yaitu mesin tidak akan mengalami breakdown tanpa peran dari seorang teknisi maintenance.

Supaya penerapan dari autonomous maintenance ini bisa berjalan dengan efektif dan efisien, tentu harus mendapatkan support dari pihak manajemen itu sendiri. Jikalau memang sudah mendapatkan dukungan tentu tidak akan ada hambatan dari birokrasi di unit kerjanya. Biasanya berbagai hambatan birokrasi yang sering terjadi di lapangan adalah penyedian spare part yang cukup memakan waktu lama yang pada akhirnya jika ada kerusakan kecil tidak bisa langsung ditanggulangi dengan cepat.

Untuk penjelasan lebih lengkap, silahkan mengunjungi link berikut:

https://youtu.be/MohHTA5q4HM

Namun, alangkah lebih baiknya sebelum hal ini diterapkan pada lingkungan yang lebih luas dari sebuah perusahaan bisa dilakukan terlebih dahulu pada pilot project. Apabila berhasil, bisa langsung diterapkan pada mesin – mesin yang ada. Hal ini dikarenakan memang perawatan mandiri memiliki segudang manfaat yang tentu bisa juga menguntungkan perusahaan. Semoga ulasan ini bermanfaat ya!

Informasi pelatihan dan pendampingan seputar program Continuous Improvement Academy, silahkan berdiskusi dengan kami:

http://wa.me/628118280311

Salam Produktif

 

Nugraha